asepindrayana

Tawadhu

  • Foto

  • Kalender

    Mei 2012
    S S R K J S M
     123456
    78910111213
    14151617181920
    21222324252627
    28293031  
  • S M S

  • Cek Tagihan

Archive for Mei, 2012

Penyebab Anak Terlambat Masuk Sekolah

Posted by Asep Indrayana pada 3 Mei 2012

Penyebab anak sering terlambat masuk sekolah terjadi karena beberapa hal. Bisa jadi Orang Tua atau keluarga, Lingkungan, dan si anak itu sendiri. Keterlambatan ini menyebabkan anak sering mendapatkan hukuman di sekolah alias disetrap. Dampaknya, si anak menjadi kebal dengan beragam hukuman yang diberikan oleh Guru di sekolah. Meskipun hukuman itu bertujuan membuat si anak jera dan tidak megulangi hal yang sama.

1. Faktor  Keluarga.

Pernah mendengar, atau melihat kisah tentang anak keluarga miskin yang harus bersekolah sembari bekerja ? saya punya murid yang cukup cerdas, namun berasal dari keluarga miskin. Dia terpaksa membantu neneknya menjual susu sapi sebelum berangkat ke sekolah. keuntungan dari susu tersebut digunakan untuk uang saku sekolahnya. Sedikit memeng, tetapi uang itu sangat bermanfaat baginya. Saya bertanya-tanya mengapa setiap kelas saya dia selalu terlambat.

Ternyata, itulah sebab kenapa dia sering terlambat masuk sekolah. Selain itu dia berjalan kaki untuk sampai di sekolah. Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi. seorang pelajar selalu terlambat masuk sekolah karena harus membantu orang tuanya berjualan hanya untuk memenuhi uang sakunya. Belajar dari pengalaman ini. Pihak Sekolah memberikan beasiswa kepadanya. Tentunya lebih selektif memilih siapa saja yang benar-benar membutuhkan beasiswa tersebut. Alhasil,…murid hebat itu tidak pernah terlambat lagi. Karena biaya sekolahnya lebih ringan, dan orang tuanya cukup terbantu tanpa harus melibatkan anaknya ketika menjual susu.

2. Faktor Lingkungan

Pergaulan adalah hal yang paling cepat mempengaruhi psikologi seorang anak. Terutama dengan siapa si anak berteman. Misalnya, lingkungan seorang anak berada ditengah masyarakat yang terbiasa disiplin mengatur waktu. Mulai pagi hingga malam, semuanya telah terjadwal dengan baik. Termasuk dalam mengatur sekolah anaknya.Lingkungan yang seperti ini biasanya mempengaruhi aktifitas seorang anak. Sebelum subuh sudah bangun dan melalukan aktifitas sekaligus melibatkan si anak, akan melatih si anak untuk bangun lebih awal. Jika sudah terbiasa seperti ini, cerita keterlambatan anak mungkin sudah tidak terdengar lagi.

Jika kita sebagai orang tua, tidak hidup pada lingkungan seperti itu. Maka kita bisa menciptakan lingkungan sperti itu dalam rumah mungil kita. Kerjasama antar angggota keluarga sangat dibutuhkan. anggap saja bekerja dalam tim. awalnya memabg susah, seiring kebiasaan segalanya akan terlampaui dengan baik.

3. Faktor Pribadi

Rasa malas ialah penyakit yang hanya bisa disembuhkan oleh diri kita sendiri. Bagaimanapun bentuk motofasi yang diberikan kepada si anak untuk tidak terlambat masuk sekolah, tidak akan ada gunanya jika si anak tidak menginginkan perubahan itu. Namun, sebagai orang tua kita harus belajar memahami alasan kenapa anak kita tidak mau berubah dalam hal kedisiplinan. Guru adalah orang tua kedua setelah Ayah dan Ibu. Karakter Guru bermacam-macam, yang sesuai dengan hati si anak akan jadi Guru favorit di sekolah. Begitu sebaliknya, jika Gurunya dianggap tidak asik dimata si anak maka akan menjadi orang yang sangat menyebalkan.

Karena pengalaman inilah si anak kadang menanamkan pada dirinya. Bahwa berangkat sekolah di hari Selasa tidak perlu tepat waktu. Karena Pak X yang mengajar matematika tidak asik. Mengulur waktu dengan bermalas-malasan di rumah atau mengulur waktu di kamar mandi, merupakan bentuk protes si anak. Hasinya adalah si anak sengaja berangkat terlambat ke sekolah. http://laraasih.com/tag/faktor-yang-mempengaruhi-disiplin

Posted in Bimbingan Konseling | Dengan kaitkata: , | Leave a Comment »

Tiga Langkah Membangun Remaja Bebas Narkoba

Posted by Asep Indrayana pada 3 Mei 2012

Peristiwa makin banyaknya penyalahgunaan narkoba di kalangan renaja saat ini benar-benar telah menggelisahkan masyarakat dan keluarga-keluarga di Indonesia.

Membangun remaja yang bebas dari penyalahgunaan narkoba harus didasarkan pada pencermatan terhadap karakteristik pengguna narkoba sekaligus tindakan yang melatarbelakanginya. Menurut analisis Dr. Graham Blaine (psikiater), penyebab seseorang mengkonsumsi narkoba tidak hanya berasal dari keinginan individu itu sendiri akan tetapi juga berasal dari lingkungan sekitarnya.

Semuanya itu jelas akan memburamkan masa depan keluarga, masyarakat dan bangsa termasuk masa depan remaja itu sendiri. Logika yang dapat ditarik sangat sederhana. Remaja yang menyalahgunakan narkoba sudah menjadi generasi yang rusak dan sulit dibenahi. Tubuhnya tidak lagi fit dan fresh untuk belajar dan bekerja membantu orangtua, sementara mentalnya telah dikotori oleh niat buruk untuk mencari cara mendapatkan barang yang sudah membuatnya kecanduan. Bila sudah demikian, apa yang dapat diharapkan dari mereka?

Selanjutnya dan beberapa studi yang pernah dilakukan, karakteristik pengguna narkoba biasanya adalah remaja-remaja kita yang “bermasalah”. Bermasalah disini artinya memiliki beban mental/kejiwaan yang menurut mereka sangat berat dan sulit untuk ditanggung. Misalnya terlalu sering dimarahi orangtua, tidak disukai lingkungan, merasa bersalah karena orangtuanya bercerai, tidak mendapat kasih sayang, prestasi belajar jelek, merasa diremehkan teman yang membuat sakit hati, merasa kurang percaya diri dan sebagainya.

Keinginan yang besar ini sedikit banyak dipengaruhi oleh sedikitnya pengetahuan mereka tentang narkoba, membuat mereka rapuh dan terjebak dalam lingkaran yang menghancurkan. Bagaimana menangkalnya? Ada tiga langkah penting yang perlu dicoba untuk membangun remaja masa depan yang bebas narkoba.

Pertama, dalam lingkungan keluarga, orangtua berkewajiban memberikan kasih sayang yang cukup terhadap para remajanya. Mereka tidak boleh cepat marah dan main pukul tatkala sang remaja melakukan kesalahan baik dalam tutur kata, sikap, maupun perbuatannya, tanpa diberi kesempatan untuk membela diri. sebaliknya, orangtua harus bersikap demokratis terhadap anaknya. Anak harus diposisikan sebagai insan yang juga membutuhkan penghargaan dan perhatian. Tidak cukup hanya diperhatikan kebutuhan fisiknya, tetapi juga kebutuhan psikisnya. Sehingga komunikasi yang hangat antara orangtua dan anak-anaknya menjadi langkah utama yang jitu untuk menjalin hubungan yang harmonis agar sang remaja menjadi tenteram dan nyaman tinggal di rumah. Jadi mereka tidak membutuhkan pelampiasan atau pelarian di luar rumah tatkala menghadapi persoalan yang rumit.

Kedua, dalam lingkungan sekolah, pihak sekolah berkewajiban memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang narkoba sebagai bentuk antisipasi terhadap informasi serba sedikit namun salah tentang narkoba yang selama ini diterima dari pihak lain. Pihak sekolah juga perlu mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan narkoba dalam rangka mencegah dan mengatasi meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar, seperti melakukan pembinaan dan pengawasan secara rutin terhadap siswa baik dengan melibatkan pihak lain (kepolisian, komite sekolah, orangtua), menggiatkan kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat, serta mengembangkan suasana yang nyaman dan aman bagi remaja untuk belajar.
Di samping itu pihak sekolah perlu berupaya keras “mensterilkan” lingkungan sekolah dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba, dengan tidak membolehkan sembarang orang memasuki lingkungan sekolah tanpa kepentingan yang jelas dan mencurigakan sekolah dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba, dengan tidak memperbolehkan sembarangan orang memasuki lingkungan sekolah tanpa kepentingan yang jelas dan mencurigakan.

Ketiga, dalam lingkungan masyarakat, para tokoh agama, perangkat pemerintahan di semua tingkatan mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah, hingga RT dan RW perlu bersikap tegas dan konsisten terhadap upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dilingkungannya masing-masing yang didukung penuh oleh phak keamanan dan kepolisian. Mereka perlu terus menerus memberi penyadaran pada seluruh warga masyarakat akan bahaya mengkonsumsi narkoba tanpa indikasi medik dan pengawasan ketat dari dokter dalam rangka penyembuhan. Khusus para tokoh masyarakat dan tokoh agama tidak boleh mengenal lelah dan bosan menanamkan norma-norma dan kebiasaan yang baik sebagai warga masyarakat, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan Tuhannya.
Ketiga langkah di atas adalah sebuah langkah formal dan normatif. Namun layak untuk diimplementasikan. Karena tiga lingkungan tersebut yang menjadi wilayah sehari-hari remaja ketika mencari jati dirinya.

Remaja adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan masa depan keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai generasi penerus, remaja harus memiliki motivasi kuat untuk belajar dan terus belajar agar kelak akan mampu menjadi generasi yang tidak saja sehat, cerdas dan terampil, tetapi juga bertaqwa.

Posted in Bimbingan Konseling | Dengan kaitkata: | Leave a Comment »

Narkoba

Posted by Asep Indrayana pada 3 Mei 2012

Psikotropika

Psikotropika adalah obat kimia yang dapat bekerja pada sistem saraf pusat yang dapat mengubah fungsi otak seperti mempengaruhi suasana hati, kesadaran, persepsi, atau prilaku seseorang, dan efek ini bersifat sementara.

Penggunaan jenis Psikotropika  dapat dibagi menjadi beberapa kelompok bagian yaitu sebagai obat :

  • Hallucinogens
  • Antipsychotics
  • Depressants
  • Stimulants

Mariyuana atau ganja bisa digunakan untuk bahan obat-obatan yang dapat membantu beberapa pasien misalnya yang mengidap penyakit AIDS atau Cancer, karena menurut penelitian Mariyuana dapat mengontrol mual , meningkatkan nafsu makan, mengurangi rasa sakit, serta bermanfaat bagi yang memiliki masalah kejiwaan, namun kadang masyarakat umum menganggap Mariyuana atau ganja sebagai obat illegal dan hanya digunakan oleh segilitir orang dengan kepentingan tertentu atau seorang pecandu dan tidak ada hubungan dengan resep pengobatan.

Jenis Psikotropika lain yang digunakan sebagai Depressant (sebagai  pembawa relaksasi) yaitu Alkohol, zat ini bisa merusak suasana hati, apakah itu gembira atau depresi, zat ini dapat menggangu pikiran kita atau membuat keputusan yang tidak rasional.

Psikotropika lain yang dapat merubah mood atau perasaan seseorang adalah :

  • Antidepressants, seperti Prozac, Zoloft dapat membantu mengurangi depresi atau kegelisahan.
  • Antipsychotics, zat ini tergolong Stimulant, zat ini bisa membantu orang yang menderita penyakit skizofrenia atau kejiwaan akibat ada gangguan pada sel otak.
  • Mood Stabilizers, zat ini tergolong Stimulant, zat ini bisa membantu orang yang memiliki penyakit bipolar ( kejiwaan).
  • Tranquilizers , zat ini tergolong Depressant mungkin akan lebih efektif bagi yang memiliki kegelisahaan berlebih.

Beberapa zat atau bahan Psikotropika dapat mendorong seseorang menjadi ketagihan atau kecanduan, baik itu jenis Stimulant dan Depressant, misalnya seperti Morfin yang tergolong Depressant, nah dalam dunia pengobatan digunakan sebagai peringan rasa sakit, Morfin adalah zat adiktif yang berasal dari opium dan campuran heroin juga. Jika tubuh telah disuntikan oleh Morfin maka si pasien akan berhalusinasi, dan apabila dimasukan dalam dosis tinggi serta dalam periode lama, maka akan mengakibatkan ketagihan atau kecanduan.

Obat Psikotropika tidak hanya digunakan untuk pengobatan orang dewasa saja, penggunaan untuk  anak-anak pun ada, namun biasanya Ritalin, perlu diingat bahwa Ritalin ini memiliki dampak atau efek yang berbahaya bagi tubuh anak diantaranya :

  • Berkurangnya aliran darah ke otak, sehingga kemampuan berfikir berkurang.
  • Gangguan pertumbuhan hormon.
  • Gangguan pada saraf otak yang menyebabkan kelainan atau ab-normal.
  • Ketagihan obat tersebut, setiap hari.
  • Insomnia, depresi.
  • Kemampuan belajar berkurang.

Penggunaan obat Psikotropika khusus untuk pengobatan harus sesuai dengan resep dari dokter atau sesuai aturan, karena jika tanpa saran atau resep dokter akan berbahaya efeknya bagi tubuh kita.

Posted in Bimbingan Konseling | Dengan kaitkata: | Leave a Comment »

TQM

Posted by Asep Indrayana pada 3 Mei 2012

Manajemen Mutu Pendidik

Posted in Manajemen Pendidikan | Dengan kaitkata: | Leave a Comment »

Ikhlas

Posted by Asep Indrayana pada 3 Mei 2012

Amal perbuatan itu sebagai kerangka yang tegak, sedang ruh (jiwa) nya adalah tempat terdapatnya rahasia ikhlas (ketulusan) dalam amal perbuatan”

Bab tentang ikhlas adalah bab yang mutlak dan paling penting untuk dipahami dan diamalkan, karena amal yang akan diterima Allah SWT hanyalah amal yang disertai dengan niat ikhlas.

“Tidaklah mereka diperintah kecuali agar berbuat ikhlas kepada Allah dalam menjalankan agama”.

Oleh karenanya, sehebat apapun suatu amal bila tidak ikhlas, tidak ada apa-apanya dihadapan Allah SWT, sedang amal yang sederhana saja akan menjadi luar biasa dihadapan Allah SWT bila disertai dengan ikhlas.
Tidaklah heran seandainya shalat yang kita kerjakan belum terasa khusyu, atau hati selalu resah dan gelisah dan hidup tidak merasa nyaman dan bahagia, karena kunci dari itu semua belum kita dapatkan, yaitu sebuah keikhlasan.

Ciri-ciri dari orang yang memiliki keikhlasan diantaranya :

1. Hidupnya jarang sekali merasa kecewa,

Orang yang ikhlas dia tidak akan pernah berubah sikapnya seandainya disaat dia berbuat sesuatu kebaikan ada yang memujinya, atau tidak ada yang memuji/menilainya bahkan dicacipun hatinya tetap tenang, karena ia yakin bahwa amalnya bukanlah untuk mendapatkan penilaian sesama yang selalu berubah tetapi dia bulatkan seutuhnya hanya ingin mendapatkan penilaian yang sempurna dari Allah SWT.

2.Tidak tergantung / berharap pada makhluk

Sayyidina ’Ali pun pernah berkata, orang yang ikhlas itu jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun dia sama sekali tidak akan pernah mengharapkannya, karena setiap kita beramal hakikatnya kita itu sedang berinteraksi dengan Allah, oleh karenanya harapan yang ada akan senantiasa tertuju kepada keridhaan Allah semata.

3.Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil

Diriwayatkan bahwa Imam Ghazali pernah bermimpi, dan dalam mimpinya beliau mendapatkan kabar bahwa amalan yang besar yang pernah beliau lakukan diantaranya adalah disaat beliau melihat ada seekor lalat yang masuk kedalam tempat tintanya, lalu beliau angkat lalat tersebut dengan hati-hati lalu dibersihkannya dan sampai akhirnya lalat itupun bisa kembali terbang dengan sehat. Maka sekecil apapun sebuah amal apabila kita kerjakan dengan sempurna dan benar-benar tiada harapan yang muncul pada selain Allah, maka akan menjadi amal yang sangat besar dihadapan Allah SWT.

4. Banyak Amal Kebaikan Yang Rahasia

Mungkin ketika kita mengaji dilingkungan orang banyak maka kita akan mengaji dengan enaknya, lama dan penuh khidmat, ketika kita shalat berjamaah apalagi sebagai imam kita akan berusaha khusyu dan lama, tapi apakah hal tersebut akan kita lakukan dengan kadar yang sama disaat kita beramal sendirian ? apabila amal kita tetap sama bahkan cenderung lebih baik, lebih lama, lebih enak dan lebih khusyuk maka itu bisa diharapkan sebagai amalan yang ikhlas. Namun bila yang terjadi sebaliknya, ada kemungkinan amal kita belumlah ikhlas.

5. Tidak membedakan antara bendera, golongan, ras, atau organisasi

Fitrah manusia adalah ingin mendapatkan pengakuan dan penilaian dari keberadaannya dan segala aktivitasnya, namun pengakuan dan penilaian makhluk, baik perorangan, organisasi atau instansi tempat kerja itu relatif dan akan senantiasa berubah, banyak orang yang pernah dianggap sebagai pahlawan namun seiring waktu berjalan adakalanya berubah menjadi sosok penjahat yang patut diwaspadai. Maka tiada penilaian dan pengakuan yang paling baik dan yang harus senantiasa kita usahakan adalah penilaian dan pengakuan dari Allah SWT.

Begitu besar pengaruh orang yang ikhlas itu, sehingga dengan kekuatan niat ikhlasnya mampu menembus ruang dan waktu. Seperti halnya apapun yang dilakukan, diucapkan, dan diisyaratkan Rasulullah, mampu mempengaruhi kita semua walau beliau telah wafat ribuan tahun yang lalu namun kita senantiasa patuh dan taat terhadap apa yang beliau sampaikan.

Bahkan orang yang ikhlas bisa membuat iblis (syaitan) tidak bisa banyak berbuat dalam usahanya untuk menggoda orang ikhlas tersebut. Ingatlah, apapun masalah kita janganlah hati kita sampai pada masalah itu, cukuplah hanya ikhtiar dan pikiran saja yang sampai pada masalah tersebut, tapi hati hanya tertambat pada Allah SWT yang Maha Mengetahui akan masalah yang kita hadapi tersebut.

Semoga Allah SWT membimbing kita pada jalan-Nya sehingga kita bisa menjadi hamba-Nya yang ikhlas.

Posted in Religi | Dengan kaitkata: | Leave a Comment »

Asas

Posted by Asep Indrayana pada 1 Mei 2012

  1. Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu asas  yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik  (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing  (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,
  2. Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
  3. Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)  yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru  pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan  dan kekarelaan.
  4. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan  yang diberikan kepadanya.
  5. Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan  bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor)  hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
  6. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling  yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien)  pada saat sekarang.
  7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
  8. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi  dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
  9. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan,  dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan  bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
  10. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.  Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan   dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
  11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan  kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor),  dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
  12. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya  kepada peserta didik (klien) untuk maju.

Posted in Bimbingan Konseling | Dengan kaitkata: | Leave a Comment »

Persahabatan

Posted by Asep Indrayana pada 1 Mei 2012

Apa yang kita alami demi persahabatan terkadang melelahkan
dan menjengkelkan
Tetapi itulah yang membuat persahabatan bernilai dan terasa indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan
Tetapi persahabatan sejati akan selalu bisa mengatasinya
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis
Tetapi persahabatan butuh proses yang panjang dan berliku
Persahabatan penuh dengan warna suka maupun duka
Dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan,didengar-diabaikan,
Namun semua itu tidak pernah sengaja dilakukan dengan
tujuan kebencian.

Baca entri selengkapnya »

Posted in Umum | Dengan kaitkata: | Leave a Comment »